Posted by : Unknown
Kamis, 01 Agustus 2013
Selain sebagai tempat pertunjukkan seni, Concert Hall
merupakan sebuah simbol, identitas, perkembangan seni dan budaya suatu
negara. Berbagai macam pertunjukkan seni, baik musik, tari atau teater
yang berpadu dengan keindahan arsitektur, ditampilkan dengan menawan di
berbagai Concert Hall di seluruh dunia. Selain memiliki keindahan arsitek, bangunan Concert Hall pun memiliki cerita perjalanan dan sejarah yang menarik untuk disimak. Berikut ini 10 Concert Hall dari berbagai negara yang telah menjadi tempat terbaik untuk menikmati pertunjukan seni.
1. Walt Disney Concert Hall – Los Angeles, California, USA
Photograph by Carol M. Highsmith via Wikimedia Commons
Photograph via Modern British Architecture
Dirancang oleh arsitek Frank Gehry dan
selesai dibangun pada bulan Oktober 2003, Walt Disney Concert Hall
adalah salah satu tempat untuk menikmati pertunjukan musik akustik
terbaik di dunia. Walt Disney Concert Hall terletak di 111 South Grand
Avenue, pusat kota Los Angeles, California. Memiliki kapasitas penonton
sebanyak 2.265, Walt Disney Concert Hall merupakan rumah bagi kelompok
orkestra legendaris Philharmonic Orchestra dan Los Angeles Master
Chorale.
Walt Disney Concert Hall merupakan
sebuah kontribusi di bidang seni yang digagas oleh Lilian Disney. Pada
tahun 1987, Lilian Disney, istri dari Walt Disney ingin membangun sebuah
pusat kesenian untuk masyarakat kota Los Angeles dan penghormatan
kepada Walt Disney. Namun, impian dari Lilian Disney baru terwujud di
tahun 2003. Walt Disney Concert Hall adalah bangunan dengan desain
arsitektur kontemporer yang memiliki bentuk lekuk-lekuk khas yang
mengingatkan pada wallpaper windows 7 (EMP Museum) yang juga merupakan
karya dari Frank Gehry.
2. National Grand Theater – Beijing, China
Photograph by Hui Lan on Wikimedia Commons
Photograph via About.com
Kota Beijing adalah salah satu kota
tersibuk di China dan tempat bagi bangunan-bangunan dengan arsitektur
unik yang berdiri kokoh hingga saat ini. Salah satunya adalah Grand
National Theatre atau Gedung Teater Nasional, yang memiliki bentuk
seperti setengah telur. Gedung teater ini merupakan gedung teater
terbesar di Cina. Selain berfungsi bioskop, gedung ini juga dipakai
untuk pentas seni Opera, sebuah kesenian dari Cina yang sudah ada sejak
jaman Kekaisaran.
Grand National Theater memiliki luas
sekitar 12.000 meter persegi yang didirikan pada tahun 2002, kemudian
direnovasi pada tahun 2007. Gedung ini diarsiteki oleh Paul Andreu, dari
Perancis. Grand National Theatre merupakan raksasa ellipsoid berwarna perak , atau bangunan modern berbentuk telur yang terletak di Chang’an Avenue.
Letaknya yang strategis, dekat dengan
Lapangan Tiananmen membuat bangunan ini menjadi populer di masyarakat.
Pemandangan tak kalah indah pada saat malam hari. Gemerlap lampu-lampu
yang ada di dalam gedung ini dipantulkan oleh air danau di sekitar
bangunan ini, membuat bangunan terlihat megah. Untuk dapat masuk ke
dalam gedung ini, terdapat dua jalan sepanjang sekitar 150 meter dan 200
meter di atas permukaan air. Jalanan ini disesuaikan dengan permukaan
air, sehingga terkesan jalanan dengan permukaan air menyatu. Biaya yang
dihabiskan untuk membuat bangunan ini berkisar antara 3,2 miliar Yuan.
3. Royal Albert Hall – London, UK
Photograph by David Samuel on Wikimedia Commons
Photograph by FA2010 on Wikimedia Commons
Royal Albert Hall adalah sebuah gedung
pertunjukan yang terletak di ujung utara daerah South Kensington, di
Kota Westminster, London, Inggris. Tempat ini terkenal dengan konser
prom musim panas tahunan sejak tahun 1941. Pada awalnya, gedung ini
bernama The Central Hall of Arts and Science. Namun kemudian, diganti
oleh Ratu Victoria untuk mengenang mendiang suaminya, Prince Albert.
Royal Albert Hall adalah salah satu
bangunan di Inggris yang paling berharga dan khas. Sejak dibuka oleh
Ratu Victoria pada tahun 1871, seniman terkemuka di dunia dari segala genre pernah
tampil di panggung ini. Setiap tahunnya, Royal Albert Hall menjadi
tuan rumah bagi lebih dari 350 pertunjukan termasuk konser klasik, rock
dan pop, balet dan opera, tenis, upacara penghargaan, sekolah dan acara
komunitas, pertunjukan amal dan perjamuan.
Memiliki kapasitas penonton hingga 8.000
orang, Royal Albert Hall dirancang oleh arsitek Francis Fowke dan Henry
Y.D. Scott dari Royal Engineers. Namun kini, untuk menjamin keselamatan
pengunjung, saat ini Royal Albert Hall hanya diperbolehkan menampung
5.544 orang.
4. National Theater and Concert Hall – Taipei, Taiwan
Photograph by Fred Hsu on Wikimedia Commons
Photograph by Alton Thompson on Wikimedia Commons
Terletak di pusat kota Taiwan, distrik
Boai, The National Theater and National Concert Hall (NTCH) adalah
bangunan kembar untuk pertunjukan seni di Distrik Zhongzheng, Taipei,
Taiwan. Memiliki desain arsitektur klasik istana khas China, bangunan
NTCH memberikan perpaduan suasana masa lalu dan artistik khas China.
NTCH terletak di kawasan Chiang Kai Shek
Memorial Hall, sebuah kawasan monumental yang didirikan untuk mengenang
mantan Presiden Republik China dan pendiri negara Taiwan. Selesai
dibangun pada tahun 1987, NTCH adalah situs utama dari seni pertunjukan
nasional di Taiwan. Bangunan kembar ini teletak, masing-masing di sisi
selatan dan utara Liberty Square di depan Chiang Kai-shek Memorial Hall.
5. Carnegie Hall – New York City, USA
Photograph by Jeff Goldberg/Esto via Minnesota Public Radio
Photograph by Isaac Stern on Wikimedia Commons
Carnegie Hall adalah tempat untuk
menikmati konser musik yang terletak di Midtown Manhattan, New York
City, Amerika Serikat. Gedung ini terdiri dari tiga gedung yang menjadi
satu. Andrew Carnegie membangunnya sebagai gedung konser berlantai
delapan berdasarkan desain oleh arsitek William Burnet Tuthill dan
konsultan akustik Dankmar Adler. Ketika selesai dibangun dan diresmikan
pada tahun 1891, gedung ini diberi nama Music Hall.
Setiap tahunnya, Carnegie Hall
menyelenggarakan sekitar 250 pertunjukan musik klasik, pop, dan jazz.
Setelah pada tahun 1962 New York Philharmonic memindahkan markasnya ke
Philharmonic Hall di Lincoln Center, Carnegie Hall ini tidak memiliki
orkestra sendiri.
Gedung ini diberi nama Carnegie Hall
untuk mengenang Andrew Carnegie yang telah membiayai pembangunan gedung.
Gedung awalnya dimaksudkan sebagai tempat pentas Oratorio Society of
New York dan New York Symphony Society. Carnegie menjabat anggota dewan
bagi kedua kelompok tersebut. Pembangunan gedung dimulai kontraktor
Isaac A. Hopper and Company pada tahun 1890. Carnegie Hall dibuka untuk
umum untuk pertama kalinya pada bulan April 1891. Acara peresmian
berupa festival musik lima hari dimulai tanggal 5 Mei1891.
Sepeninggalan Andrew Carnegie,
kepemilikan gedung ini mulai berpindah-pindah tangan dan pernah akan
dibuat bangunan pencakar langit komersial. Untuk menyelamatkan
peninggalan bersejarah ini, pada tahun 1960 pemerintah kota New York
membeli Carnegie Hall seharga US $5 juta. Pada bulan Mei 1960 didirikan
badan pengelola bernama Carnegie Hall Corporation. Selanjutnya pada
tahun 1962, gedung ini ditetapkan sebagai Situs Bersejarah Nasional.
6. Harmony Hall – Fukui, Japan
Photograph by Doraemonplus on Wikimedia Commons
Photograph via Nikken.jp
Harmony Hall Fukui dibangun pada tahun
1997 oleh Fukui Prefecture Organization for Cultural Promotion. Pusat
seni ini dikenal dengan organ pipanya (pipe organ) berukuran
besar yang terletak di aula utama, dibuat oleh Karl Schuke Berliner
Orgelbauwerkstatt GmbH, Jerman. Organ pipa ini memiliki jumlah pipa
sebanyak 5.014.
Bangunan yang sering disebut dengan
istilah “kotak sepatu” ini dirancang oleh Nagata Acoustics, dan dalam
bahasa Jepang memiliki nama Fukui-kenritsu Ongakudo. Memiliki kapasitas
penonton 1.456, Harmony Hall Fukui terkenal dengan pementasan
musik-musik klasik.
7. Sydney Opera House – Sydney, Australia
Photograph by Jacques Grie Mayer on Wikimedia Commons
Photograph via Boomvisits
Sydney Opera House adalah salah satu
bangunan unik abad 20 yang terletak di Sydney, New South Wales,
Australia. Bangunan ini telah menjadi ikon kota Sydney dan bahkan
Australia. Gedung ini dirancang oleh Arsitek asal Denmark Jørn Utzon,
mulai dibangun pada tahun 1959 dan dibuka pertama kali untuk umum pada
tahun 1973. Dibuka secara resmi oleh Ratu Elizabeth II pada tanggal 20
Oktober 1973. Jørn Utzon memenangkan kompetisi desain gedung pada tahun
1957 setelah mengalahkan 233 peserta dari 32 negara. Pada tahun 2003
Jørn Utzon menerima penghargaan Pritzker Prize, yang meupakan perhargaan
tertinggi dibidang arsitek.
Selain sebagai objek pariwisata, gedung
ini juga menjadi tempat berbagai pertunjukkan teater, balet, dan
berbagai seni lainnya. Sydney Opera House ini dikelola oleh Opera House
Trust dan telah menjadi markas bagi Opera Australia, Sydney Theatre
Company, dan Sydney Symphony Orchestra.
Gedung Sydney Opera House juga telah dijadikan sebagai “warisan budaya dunia” (World Heritage Site) oleh
UNESCO pada tanggal 28 Juni 2007. Gedung Sydney Opera House berlokasi
di Bennelong Point di kawasan pelabuhan Sydney, dekat dari jembatan
Sydney Harbour Bridge, disebelah utara pusat kota Sydney, dan
dikelilingi oleh kebun raya Royal Botanic Gardens. Lebih dari 1.500
pertunjukan diadakan setiap tahun yang dihadiri oleh lebih dari 1,2 juta
orang.
8. Aula Simfonia Jakarta
Photograph via fb.co.id
Photograph via Aula Simfonia Jakarta on Facebook
Salah satu tempat terbaik di Jakarta dan
bahkan di Asia untuk menikmati konser musik klasik adalah Aula Simfonia
Jakarta (ASJ). Gedung konser ASJ berada di daerah Kemayoran, Jakarta
Pusat. Sebelum ASJ dibangun, konser musik klasik biasa diselenggarakan
di Gedung Kesenian Jakarta.
ASJ memiliki kapasitas sebanyak 1.400
penonton dengan format kursi mengelilingi panggung, sehingga penonton
dapat melihat dengan jelas para musisi yang sedang melakukan aksi
terbaiknya dari sudut manapun. Bangunan indah ini didesain Dr Stephen
Tong dengan teknik arsitektur tinggi namun memiliki nilai artistik yang
kuat.
Berbagai genre musik telah
ditampilkan di ASJ, diantaranya adalah musik klasik, musik choral,
hingga musik tradisional China. Musisi yang bermain di tempat ini tidak
hanya datang dari Indonesia, berbagai musisi kelas dunia pernah bermain
di gedung konser ASJ.
Salah satu keunikan yang dimiliki ASJ adalah pipe organ atau
organ pipa. Organ pipa adalah salah satu instrumen musik tertua dengan
suara terindah di dunia. Organ pipa yang dimiliki ASJ adalah berasal
Cassavant Frères, Kanada yang dibuat pada tahun 1962, memiliki 3.217
pipa dengan berat total lebih dari 10 ton. Sebagian dari pipa-pipa organ
digunakan sebagai hiasan utama dinding di belakang pentas music hall. Indonesia
dan Jakarta khususnya sangat beruntung karena memiliki sebuah gedung
konser kelas dunia. Musisi terbaik dari dalam negeri maupun dunia pernah
tampil memainkan musik yang berkualitas di sini.
9. Esplanade – Theaters on The Bay – Singapore
Photograph by Sengkang on Wikimedia Commons
Photograph by Wojtek Gurak on Wikimedia Commons
Esplanade – Theatres on the Bay adalah
salah satu pusat seni paling sibuk di dunia yang telah menjadi icon
negara Singapura. Terletak persis bersebelahan dengan Patung Merlion
yang berada di Merlion Park, dan dibuka secara resmi pada bulan Oktober
2002.
Esplanade – Theater on the Bay dirancang
oleh dua firma arsitektur bekerja sama : oleh DP Architect ( DPA ) dari
Singapura dan berbasis London Michael Wilford & Partners (mwp).
Desain Arsitektur yang unik pada bangunan ini terlihat dari atap pada
bangunan tersebut yang menyerupai seperti buah durian. Beberapa orang
Singapura merujuk ke Esplanade sebagai ” Durian ” atau ” The Big Durian ”
atau juga ” Shell Durian ”. Untuk mempertahankan keterkaitan antara
masa lalu dan masa kini, pusat seni ini akhirnya dinamakan Esplanade –
Theatres on the Bay.
Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat
seni pertunjukan bagi semua kalangan, dan program-programnya menjangkau
ke ragam audiens yang luas. Susunan programnya mencakup segala genre,
termasuk musik, tari, teater dan seni visual, dengan fokus khusus pada
budaya Asia.
Terdiri dari dua ruangan besar: sebuah
teater dengan 2.000 kursi penonton dan Concert Hall dengan 1.600 kursi
penonton dan dilengkapi dengan dua studio yang lebih kecil, sebuah
teater luar ruang serta sebuah mal. Dua kubah yang menjadi lokasi Teater
dan Concert Hall dirancang dengan bahan kaca, untuk memberi kesan
terbuka. Agar pusat seni tetap dingin di suhu tropis, lebih dari 7.000
keping penahan matahari dari aluminium bersama dengan rangka penutup
berlapis glazur ganda dipasang pada rangka penopang baja untuk membentuk
penutup yang menjadikan pusat seni ini sebuah ikon arsitektur
mempesona, di depan cakrawala kota Singapura. Penutup berbentuk duri itu
akhirnya menjadi nama sebutan yang populer berdasarkan buah favorit
masyarakat lokal, Durian.
10. Bolshoi Theatre – Moskow, Russia
Photograph via Vacation Homes
Photograph by Theefer on Wikimedia Commons
“Nye zabiwaite, khodit we Bolshoi Teatr”,
itulah kalimat pertama yang sering didengar wisatawan asing dari warga
setempat ketika berada di kota Moskwa, Russia. Kalimat tersebut berarti,
supaya para wisatawan jangan sekali-kali lupa untuk pergi ke Bolshoi
Theater. Salah satu pusat budaya yang selalu dibanggakan oleh warga
Rusia.
Bolshoi Theater dibangun atas perintah
Ratu Chaterina II pada 28 Maret 1776. Teater ini diarsiteki oleh Opsip
Bove untuk kemudian menggantikan Petrovka Theater yang terbakar dan baru
dibuka pertama kali pada 18 Januari 1825. Sebagian dinding dari Bolshoi
masih menggunakan dinding Petrovka Theater. Pada awalnya, warga Moskwa
menyebut teater baru tersebut dengan Coliseum.
Pada tahun 1853 Bolshoi Theatre kembali
mendapatkan musibah kebakaran. Kostum-kostum pemain, dekorasi, arsip,
sebagian peralatan musik dan gedung mengalami kerusakan yang parah. Oleh
arsitek kelahiran Italia, Alberto Cavos, Bolshoi dibangun kembali
seperti aslinya namun dengan mempertinggi atap dan merubah interior
dalam dengan memasang lampu-lampu di sepanjang dinding.
Gedung ini kembali mendapatkan sentuhan
perbaikan selama 16 bulan dan paripurna pada 20 Agustus 1856 bertepatan
dengan pengangkatan raja Alexander II. Dalam waktu cukup lama, balet “The Sleeping Beauty” menjadi tontonan paling populer hingga akhir abad ke-19.
Setelah renovasi paling mutakhir ini,
Bolshoi Theater menjadi tampak modern. Beberapa bagian lantainya berada
26 meter di bawah gedung, yaitu tempat semua dekorasi berat tersimpan.
Tidak hanya itu, usai rekonstruksi panggung lama dan baru yang terpisah
150 meter terhubungkan oleh sebuah lorong bawah tanah.